Menu

Mode Gelap

Artikel · 20 Jun 2025 12:03 WIB ·

Ramuan Kebahagiaan


 Ramuan Kebahagiaan Perbesar

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh at-Tirmidziy Rasulullah bersabda, “Barangsiapa tidur dengan tenang di tempat tidurnya, sehat badannya, memiliki jatah makanan untuk hari itu, maka seakan-akan dia telah mendapatkan dunia dan semua kenikmatannya.”

Maksud hadis di atas adalah bahwa jika seseorang telah mendapatkan makanan yang cukup dan tempat berlindung yang aman, maka dia telah mendapatkan kebahagiaan yang sempurna dan kebaikan yang terindah. Ini terjadi pada kebanyakan orang. Namun mereka tidak pernah menyebutnya, melihatnya dan merasakannya sebagai kebahagiaan dan kebaikan. Allah berfirman kepada Rasul-Nya : “Dan, telah Aku sempurnakan nikmat-Ku kepadamu.” (QS. Al-Ma’idah: 3)

Nikmat apa yang diberikan kepada Rasulullah secara sempurna? Apakah nikmat itu berupa materi? Apakah itu makanan yang melimpah? Apkah istana-istana, emas dan perak? Tentu tidak. Rasulullah tidak memiliki semua itu.

Kenyataannya Rasulullah yang agung ini masih tidur di sebuah kamar yang beralaskan tanah dan beratapkan pelepah kurma. Beliau mengikat perutnya dengan dua buah batu untuk menahan rasa laparnya, dan hanya beralaskan tikar yang terbuat dari pelepah kurma yang membekas di belikatnya. Beliau menggadaikan pakaian perangnya kepada seorang yahudi dengan harga tiga puluh sha’ gandum. Beliau berkeliling selama tiga hari untuk mendapatkan kurma yang paling jelek untuk dimakan dan untuk sekedar menutup rasa lapar, namun tidak mendapatkannya.

Kau meninggal, dan baju perangmu digadaikan dengan gandum

dan barang (gadaian)mu tetap tak tertebus hingga ajal menjelang.

Dalam dirimu ada makna keyatiman yang menghiasi,

dan engkau pun bergelar bapak orang-orang yatim.

Allah SWT berfirman: “Dan, sesungguhnya hari akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan. Dan kelak Rabb-mu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.” (QS. Adh-Duha: 4-5). “Sesungguhnya, telah kami berikan kepadamu sebuah sungai disurga.” (QS. Al-Kautsar: 1)

Artikel ini telah dibaca 0 kali

Baca Lainnya

Mitsaqan Ghalidzan: Ketika Akad Nikah Disetarakan Dengan Amanah Para Nabi

29 Juli 2025 - 07:58 WIB

Penghulu Juga Manusia Biasa (Catatan Haru dari Momen Sakral Sang Penghulu)

26 Juli 2025 - 11:08 WIB

Nikah Siri dan Dilema Hukum: Peran Penghulu dalam Penegakan Hak Perempuan dan Anak

24 Juli 2025 - 14:58 WIB

Pentingnya Peranan Orang Tua Dalam Mempersiapkan Generasi Berkualitas

24 Juli 2025 - 11:10 WIB

Menikah Bukan Sekadar Akad, Ini Persiapan Penting Menurut Fiqih Munakahat

23 Juli 2025 - 14:08 WIB

Praktik Calo Pernikahan: Cepat, Tapi Berisiko Besar

22 Juli 2025 - 11:09 WIB

Trending di Artikel